SUGIHAN JAWA DAN SUGIHAN BALI

Whatsapp Image 2024 09 19 At 09.14.14

SUGIHAN JAWA DAN SUGIHAN BALI

SUGIHAN PANGENTEN / ENTEN / TENTEN

Oleh :

Bandesa Desa Adat Panjer

 A.A. Ketut Oka Adnyana, S.St., M.Si

 

 

 

 

 

 

Panjer, 21 September 24

Hari Sugihan merupakan hari persiapan sebelum  hari suci  Galungan, dimana Sugihan memiliki makna penyucian.

Sugihan Pangenten / enten / tenten ; mengingatkan kepada umat hindu bahwa Hari Suci Galungan akan segera tiba. Kewajiban apa yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan segenap umat Hindu.

Pada hari Sugihan Pangenten semua masyarakat Hindu melaksanakan pembersihan secara komprenhensif seperti : membersihakan Bagunan-bangunan suci, wastra-wastra, peralatan upacara, palinggih.

Hari Sugihan Jawa : dimana Umat Hindu melaksanakan penyucian terhadap Alam Semesta ( Bhuwana Agung ) dalam arti pembersiha alam semesta beserta isinya. Bersih dari arogansi manusia yanghanya cerdik mengexploitasi, tetapi tidak cerdas merawat, menjaga dan melestarikannya. Melalui hari Sugihan umat Hindu diharapkan dapat mentranformasikan yadnya dan ritual ke dalam bentuk aksi dan perilaku bijak mengelola lingkungan agar ajeg dan lestari.

Hari Sugihan Bali : merupakan hari penyucian isi alam semesta termasuk semua mahkluk hidup. Hari sugihan Bali juga merupakan hari penyucian Bhuwana Alit / diri sendiri, saat inilah umat hindu melakukan tapa brata, yoga semadi, serta memohon tirta “Gocara” kehadapan Hyang Siwa Guru di Pemerajan masing-masing.

Terkait dengan hari Sugihan Jawa dan Sugihan Bali, sejatinya mengajak umat Hindu dan manusia pada umumnya untuk setiap saat “ ke Jaba “ / keluar diri, menyaksikan dan mengamati fenomena alam / Bhuwana Agung yang kian krisis, sehingga tergerak hati untuk menanggulangi.

Pada hari Sugihan Bali umat Hindu diharapakan mendapat inspirasi “ mewali “ ( kembali ) melakukan perenungan guna membangkitkan kesadaran kosmis, “ bahwa semua yang ada adalah “ Tuhan “ ( Sarwan Khalu Idam Brahman ). Manusia merupakan mahluk yang memiliki Bayu, Sabda Idep, menjadi penentu mau dibawa kemana bumi ini.

Secara Umum

Umat Hindu di Bali merayakan rahina Sugihan Jawa pada Kamis, 19 September 2024. Mengacu pada sistem penanggalan Bali, rahina Sugihan Jawa dirayakan setiap 210 hari sekali, yaitu pada Kamis atau Wraspati Wage Sungsang. Sugihan Jawa merupakan salah satu rangkaian Hari Raya Galungan.

Pelaksanaan Sugihan Jawa diperingati enam hari sebelum hari raya Galungan.
Jika ditinjau dari penamaannya, kata Sugihan Jawa berasal dari urat kata sugi yang memiliki arti membersihkan dan jawa artinya luar. Sehingga, Sugihan Jawa dirayakan sebagai hari penyucian secara sekala maupun niskala terhadap alam makro atau bhuana agung.

Sehari setelah Sugihan Jawa, umat Hindu di Bali kembali merayakan rahina Sugihan Bali pada Jumat, 20 September 2024. Jika Sugihan Jawa bermakna hari penyucian terhadap alam makrokosmos atau bhuana agung, maka Sugihan Bali merupakan hari penyucian terhadap alam mikrokosmos atau bhuana alit. Sugihan Bali berasal dari kata sugi yang berarti membersikan dan Bali yang berarti kekuatan yang ada dalam diri (bahasa Sansekerta).

Penyucian secara sekala ditandai dengan melakukan pembersihan bangunan suci, termasuk halaman pura, paibon, maupun alat-alat upakara. Berikutnya, penyucian secara niskala dilakukan dengan persembahan, yakni menghaturkan sesajen pangresikan pada tempat, pralingga, maupun pratima.

prosesi saat Sugihan Jawa dan sugian Bali dilaksanakan pamretistan ring Bhatara Kabeh melalui pacara mererebu di pemrajan atau sanggah.
Adapun upacara mererebu ini dilengkapi upakara pengeresikan dengan sarana bunga yang harum untuk menstanakan para Dewa dan Pitara. Upakara parerebuan ini mulai dari ayam,bebek.babi guling.

TAG :